Jalan-Jalan di Maroko 12 Hari, Part 1

11/03/2016
Tour Group Indonesia di Maroko, (otw gurun sahara).

Tour & Guide Maroko. Hai .... ketemu lagi dengan gue.. sebut aja Hadi.. Mas Admin web ini. Gue pengen nulis sedikit perjalanan kami mengelilingi Maroko selama 12 hari, dimulai dari tanggal 10-21 Oktober 2016.

Pada tanggal 10 oktober kami kedatangan tamu, ada beberapa group, total jumlah mereka 100 orang. Cuman admin hanya cerita 1 group aja yach... couse kalau dicertain semua group bakal panjaaaaaaaaangggggg..... :D

Hari pertama kami sarapan pagi di kota casablanca, setelah sarapan langsung menuju marrakech dan menginap di Marrakech.

Sarapan di La Sqala Cafe, Casablanca.
Hem.... akhirnya sampai juga di Marrakech, kota ini sangat unik gais.... kotanya merah kota turisnya banget. Menurut sejarah.   Marrakesh menjadi salah satu kota tujuan wisata di Maroko. Belum ke 'Negeri Maghribi' kalau belum hangout di Jemaa El Fnaa, mampir ke Masjid Koutoubia, dan beberapa tempat wisata lainnya.

Butuh waktu panjang dari Jakarta untuk menuju Maroko. Bisa lewat Abu Dhabi tapi harus mampir ke Casablanca lebih dulu, atau lewat London atau Madrid baru kemudian ke Marrakesh. 

Marrakesh mempunyai keunikan sejak dari lanskap kotanya. Ada pembagian area yang mencolok di sana: Medina yang menjadi kota tua dan Gueliz sebagai kota modern-nya. 

Bangunan serbamerah dengan banyak benteng di banyak area dan adanya Gurun Sahara juga Gunung Atlas, serta bangunan bersejarah serta kultur dan budayanya membuat Marrakesh menjadi kota wisata utama di Maroko. 

Ada beberapa destinasi wisata yang menjadi jujugan favorit para pelancong dunia. Berikut beberapa lokasi wisata yang sempat saya kunjungi selama berada di Marrakesh. 


1. Masjid Koutoubia Manaret

Masjid yang ada di Jalan Avenue Mohammad V, jalan antara Medina dan Gueliz itu menjadi landmark kota Marrakesh. Seperti bangunan-bangunan lain di kota itu, Koutoubia berwarna merah terakota.

Masjid yang juga dikenal sebagai Jami Al Kutubiyah itu terletak sekitar 200 meter dari Jemaa El-Fnaa, pusat wisata Marrakesh. Tepatnya di jalan Avenue Mohammed V, jalan yang menghubungkan Medina dan Gueliz.

Masjid dengan menara plus taman yang luas itu dulunya menjadi pusat belajar kitab di zaman dahulu. "Sekarang menjadi masjid," kata Adi, mahasiswa Indonesia di Maroko. 
Karena lokasinya itu pula Masjid Koutoubia juga menjadi meeting point bagi kebanyakan wisatawan. 

2. Djemaa El Fnaa

Djemaa El Fnaa merupakan ruang publik publik yang benar-benar menggambarkan keberagaman dan keterbukaan Maroko. Tempat yang ada di kawasan kota tua itu sekaligus menjadi ikon wisata Marrakesh.

Lapangan luas ini 'hidup' selama 24 jam. Seolah mempunyai dua wajah berbeda, Djemaa El Fnaa, yang kalau diterjemahkan secara bebas adalah masjid yang di depannya ada halaman, lebih tenang di siang hari tapi riuh di malam hari. 

Lokasi itu riuh dengan hiburan, market place, juga resto dan cafe. Di sini juga menjadi start bus tingkat wisata keliling kota Marrakesh.

Di sinilah pusat kota tua Marrakesh. Budaya Afrika, Arab dan Prancis bercampur menjadi satu. Menara Masjid Koutoubia yang berjarak sekitar 200 meter menjadi pemandangan yang mengasyikkan ketika senja dan malam hari. 



3. Palais de la Bahia

Palais de La Bahia alias Istana Bahia terletak di 5 Rue Riad Zitoun el Jdid. Istana yang dibangun pada abad ke-19 dan mempunyai 160 ruangan itu merupakan hadiah sang raja kepda ratunya, Bahiya. 

Dengan membayar 10 dirham atau setara dengan Rp 15.000, pengunjung bisa menelusuri sekitar 150-an ruangan yang ada. 

Di tengah istana terdapat halaman luas yang dilengkapi dengan kolam. Ornamen di langit-langit menjadi keistimewaan lain istana itu. 

4. Palais El Badii

Lagi-lagi kita bakal disuguhi bangunan serba merah terakota dan dinding yang tinggi. Bangunan ini berupa reruntuhan istana dengan halaman yang luas, kolam dan taman yang tak biasa. 

Papan nama Palais El Badii ditandai dengan papan kecil yang menempel di salah satu sudut dinsing istana. Serupa dengan memasuki de la Bahia, pelancong juga wajib membayar karcis 10 dirham untuk memasuki lokasi. 

Istana berarsitektur khas Maroko itu dibangun di tahun 1578 oleh Sultan Ahmad al-Mansur dari Dinasti Saadi. Kendati berupa reruntuhan, kemegahan bangunan itu masih terlihat. 

Pengunjung bisa bernostalgia dengan keaslian istana itu lewat video berdurasi sekitar tujuh menit. Tak ada lagi biaya yang harus dibayarkan untuk menyaksikan video tersebut.

Reruntuhan itu bisa dinikmati dari atap salah satu bangunan yang masih kokoh berdiri. Selain itu, istana tersebut memiliki ruangan-ruangan bawah tanah yang menunggu untuk ditelusuri. 

5. Le Jardin de la Menara

Le Jardin de la Menara atau disebut Menara Gardens berlokasi di Ain Mezouar, tak jauh dari Masjid Koutoubia. Bangunan kuno itu makin istimewa dengan kolam luas yang dikelilingi kebun zaitun. 

Memasuki Le Jardin de la Menara kita bakal langsung disuguhi plaza yang mengarah kepada bangunan dengan atap berbentuk piramida berwarna hijau, seolah menara tapi tak tinggi. 

Dari beberapa referensi bangunan itu dibangun pada abad ke-16 oleh Dinasti Saady. Kemduian direnovasi oleh Sultan Abderrahmane sebagai rumah tinggal di musim panas. 

Yang membuat Le Jardin de la Menara makin menarik adalah adanya danau luas tepat di hadapan bangunan itu. 

6. Le Palmeraie

Le Palmeraie dikenal sebagai kawasan mewah di batas luar kota Marrakesh. Lokasi ini menawarkan hotel-hotel mewah dan menunggang unta di gurun pasir dan hutan palem.

Le Palmeraie sejatinya merupakan oasis seluas 13 ribu hektar. Makanya, daerah itu mempunyai kawasan gurun pasir dan hutan palem. 

Dari beberapa referensi mengatakan kalau hutan palem itu tak sengaja tumbuh. Pasukan tentara di zaman Sultan Yussef Ben Tachefine membuang begitu saja biji-biji palem saat mereka bertugas memperluas tanah kerajaan. 

7. Grand Stade de Marrakech 

Stadion Marrakesh ada di pinggir kota Marrakesh arah ke Casablanca. Stadion itu pernah menjadi tempat pertandingan tim-tim besar saat Piala Dunia Antarklub tahun 2014. 

Stadion itu menarik karena tak meninggalkan pakem bangunan Marrakesh, berwarna merah terakota.


Tour Group Indonesia saat di Madrasah Ben youssef. 

Foro selengkapnya Klik: di sini.

Tunggu cerita part II.

Note:Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, jamaah Umroh plus Maroko, wisata Maroko, Travelling, atau rombongan dosen yang membutuhkan guide/tour leader berbahasa Indonesia selama di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

  • Adress: Amrechich C M Nord Blog 70 NR 9 Marrakech, Maroko.
  • Email: sukmahadiadi@yahoo.com
  • Telepon: +212656865703
  • Whatsapp: +212634007045
  • PIN BB: 7F1AF9AF

Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »