Tour Wartawan Indonesia di Maroko

2/20/2016 Add Comment
Tour & Guide Maroko.- Tour Maroko kali ini dikuti oleh wartawan Indonesia,  datang ke Morocco guna memotret objek-objek yang indah.  Tak ketinggalan ke gurun sahara untuk menyaksikan sunrise dan sunset serta mengendarai unta di gurun sahara.
Tour sahara Maroko Foto By: Andre Zuardi

Perjalanan star dari Marrakech jam 7 pagi. Perjalanan menuju sahara lumayan agak jauh sekitar 500 km, akan tetapi tak usa khawatir Maria pun menikmati pemandangan yang begitu sangat menarik.


Pada malam harinya Maria dan pengunjung lainnya menikmati musik, makanan tradisional Maroko, dan bintang-bintang di gurun sahara. Yang pasti seru deh pokoknya.. hehe.


Tour sahara Maroko Foto By: Andre Zuardi
Sunrise gurun Sahara Maroko.
Pada sore harinya wartawan mengunjungi Situs Warisan Dunia Ait Benhaddou. Ait Benhaddou adalah sebuah desa yang berpenduduk suku berber Kasbah. Desa ini telah menjadi latar  lebih dari 20 film.



Bagi anda wisatwan Malaysia atau Indonesia yang ingin ke Gurun sahara Maroko. Telah tersedia Paket murah ke gurun sahara Maroko.


2 Hari/1 Malam. Promo hanya 450 Dirham / 47 Usd. Sudah termasuk, Penginapan, Tranportasi, Breakfast, dan Diner.

3 Hari/ 2 Malam. Promo Hanya 700 Dirham / 74 USD. Sudah termasuk, Penginapan,  Tranportasi, Breakfast, dan Diner. 

Berangkat setiap hari dari kota Marrakech. Minat kontak kami di:

Tour Vita Pahlevi di Maroko

2/19/2016 Add Comment
Vita Pahlevi di Maroko.
Tour & Guide Maroko. Peserta tour kali ini  tamu dari Indonesia. Pada kesempatan ini peserta tour berkesempatan mengunjungi beberapa tempat wisata di Maroko, khususnya Marrakech. Diantaranya:


1. Jemaa el-Fnaa

Jemaa el-Fnaa
Terletak di pusat old city Medina. Kalau dalam bahasa kita artinya 'jamaah yang fana'. Disebut demikian karena Jemaa el-Fnaa merupakan lapangan yang luas (square) sekaligus market place yang selalu ramai dipenuhi oleh banyak orang, siang dan malam. Pada siang hari, lapangan ini biasanya dipenuhi oleh kedai-kedai yang menjual minuman tradisonal, topeng monyet, dan snake charmer. Pada malam hari, lapangan ini semakin ramai dengan para dancing-boys, story-tellers, magician, dan tentu saja kedai-kedai yang menjual makanan dan pakaian.Karena keunikannya, tempat ini dimasukkan ke dalam UNESCO Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Di sebelah lapangan ini, terdapat souk (pasar tradisional) yang menjual barang kebutuhan sehari-hari yang juga sering dikunjungi oleh wisatawan.


2. Koutoubia Mosque

Koutoubia Mosque
Terletak sekitar 200 meter dari Jemaa el-Fnaa, di Avenue Mohammed V, jalan yang menghubungkan Medina dan Gueliz. Koutoubia Mosque juga sering disebut dengan Jami' al-Kutubiyah dan telah ada sejak abad ke-12. Masjid ini memiliki menara yang unik, setinggi 77 meter, yang oleh penduduk Marrakesh serupa dengan Eiffel Tower di Paris. Bangunan masjid ini dihiasi oleh curved window, ceramic inlay, decorative arch, pada bagian menara terdapat spire (puncak menara) dan orb (bulatan di puncak menara), serta pada malam hari dihiasi oleh lampu dekoratif. Di sekitar masjid terdapat taman-taman dan souk (pasar tradisional) yang menjual buku-buku.


3. Majorelle Garden

Majorelle Garden
Disebut juga dengan Jardin Majorelle, terletak di Rue Yves Saint Laurent, GuelizMajorelle Gardenmerupakan botanical garden sekaligus artistic garden seluas 4,8 hektar. Taman ini didesain oleh seorang seniman Prancis, Jacques Majorelle, antara tahun 1920 hingga 1930, saat Maroko masih dikuasai oleh Prancis. Koleksi yang ada di taman ini antara lain artwork Majorelle Blue, koleksi tanaman terutaman kaktus, spesies burung endemik North Africa, serta berbagai macam kolam dan air mancur. Di taman ini juga terdapat Islamic Art Museum of Marrakech yang memiliki koleksi tekstil North Africa dari Yves Saint Laurent, pemilik taman ini sebelumnya, serta koleksi keramik, perhiasan dan lukisan karya Majorelle. Entance fee MAD 50.


4. Bahia Palace

Bahia Palace
Terletak di 5 Rue Riad Zitoun el JdidBahia Palace dulunya merupakan istana dengan 160 ruangan dan dikelilingi taman seluas 8 hektar. Dibangun pada akhir abad ke-19 dengan arsitektur khas Islam dan tradisional Maroko, dihiasi dengan ubin dan marmer. Di bagian tengah istana terdapat halaman luas (courtyard) yang dilengkapi dengan kolam. Semua ruangan dalam istana menghadap ke halaman ini. Hanya 150 ruangan yang dibuka untuk publik. Bahia sendiri merupakan nama salah satu istri sultan. Jika wisatawan datang dengan tour guide lokal, maka mereka bisa mendengar cerita tentang Bahia dan istri-istri sultan yang lain yang tinggal di istana ini. Entrance fee MAD 10.


5. El Badi Palace

El Badi Palace
Merupakan reruntuhan istana dan museum yang terletak di Ksibat NhassEl Badi Palace dulunya merupakan istana miliki Sultan Ahmad al-Mansur dari Saadi Dynasty yang dibangun pada tahun 1578. Dengan arsitektur khas Morocco, istana ini dilengkapi dengan halaman yang luas dengan teras, kolam dan taman indoor. Di bagian bawah tanah juga terdapat lorong-lorong yang bisa ditelusuri. Tempat ini bisa dikunjungi mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Entrance fee MAD 10.

Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, asal Malaysia/ indonesia yang membutuhkan guide di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 


Teh Mint, Teh Tradisional Maroko

2/18/2016 Add Comment
Teh Tradisional Maroko.
Tour & Guide Maroko. di Maroko proses menyeduh teh membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan negara-negara lain. Mereka harus melalui 3 kali penyeduhan untuk mendapatkan rasa yang pas menurut mereka.
"Masyarakat Maroko sangat suka dengan teh hijau yang beraroma mint. Jadi, mereka menyeduh teh hijau dengan sedikit air mendidih di teko teh. Kemudian teko tersebut di gotang-goyangkan, lalu di tuang di salah satu cangkir. Setelah itu mereka seduh lagi, tapi kali ini airnya di buang. Yang terakhir mereka seduh lagi dengan memasukkan daun mint dan gula secukupnya dan air seduhan pertama di masukkan juga ke dalam teko tersebut, lalu digoyang-goyangkan lagi. Dan akhirnya air seduhan ketiga baru bisa dinikmati," Ujar salah satu Traveller.
Air seduhan pertama adalah penentu untuk menguatkan rasa teh. Dan cara menuangkannya pun dengan mangangkat teko cukup tinggi dari cangkir.
Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, asal Malaysia/ indonesia yang membutuhkan guide di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

Proses Penyamakan Kulit di Kota Fes Maroko.

2/18/2016 Add Comment
Penyemakan kuliat di fes Maroko. 
Tour & Guide Maroko. Tak perlu mesin waktu untuk menyaksikan kondisi Maroko di masa silam. Cukup datang dan menjelajahi kota tua, kita serasa dipaksa kembali ke masa ratusan atau bahkan ribuan taun lalu. Kota tua Fes di dekat Pegunungan Atlas, adalah contoh nyata bahwa masa silam masih terbawa hingga kini.
Mulai didirikan oleh Moulay Idriss I di abad ke 8 masehi, diperbesar oleh putranya, Moulay Idriss II, Fes menjadi kota tertua sekaligus pusat budaya dan spiritual Maroko.
Fes el Bali, bagian tertua kota terbesar ketika di Maroko ini, dikelilingi tembok tebal. Dengan lebih dari 150 ribu penduduk, kawasan ini dipercaya menjadi daerah bebas mobil terluas di dunia. Disanalah para pengrajin masih menggunakan alat-alat tradisional. Universitas tertua di dunia, Al Qarawiyyin, berdiri dan sampai saat ini masih berfungsi. Berdekatan dengan makam Moulay Idriss II. Sejak 1981, UNESCO menjadikannya situs warisan dunia.
Tak mudah berorientasi di kota ini. Tembok tebalnya terlihat tua namun kokoh. Gerbang-gerbangnya unik, kadang artistik. Tak hanya penduduknya membuatnya kelihatan ramai. Pedagang, pembeli, pengemis dan turis menjadikannya makin terasa sesak. Beberapa ruas jalan masih bisa dilalui kendaraan roda dua. Selebihnya adalah gang-gang sempit, naik turun. Barang-barang diangkut keledai atau kereta dorong biasa. Seorang turis, jika hanya berbekal peta, tanpa pemandu, bisa dipastikan bakal kesasar di sini.
Dari sebuah buku panduan, kami catat bahwa salah satu highlight Fes el Bali adalah sebuah pengolahan kulit terbuka. Apa yang membuatnya spesial? Tak lain karena proses penyamakan dan pewarnaan kulit di sini diperkirakan sudah ratusan tahun. Menggelitik rasa penasaran kami sekeluarga untuk melongok ke sana. Di saat yang sama, Bapak memang sedang ingin membeli jaket kulit.
Pewarnaan kulit alami
Tangki pewarnaan
Dipandu dua adik mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Fes, perjalanan terasa aman dan nyaman. Mereka hafal liku-liku gang sempit Fes el Bali. Kemampuan berbahasa Arab mereka tak perlu diragukan lagi. Tak berarti perjalanan ini tanpa gangguan. Seorang pemuda setempat tahu kami hendak ke kompleks pengolahan kulit. Tanpa diminta, dia berjalan di muka rombongan. Mengangkat diri sebagai pemandu tanpa diminta.
Buku panduan dan banyak sumber di internet memperingatkan hal serupa. Pemandu tanpa ijin berkeliaran di medina Fes, sebutan lain Fes el Bali. Kadang mereka pasang tarif tak wajar atau memaksa. Adik mahasiswa sudah menegaskan padanya  bahwa mereka sudah kenal daerah tersebut. Tak butuh pemandu. Si pemuda Arab tak mau mendengarkan. Ngeyel. Bahkan sempat mengajak kami masuk ke satu toko cinderamata. Langkahnya baru terhenti ketika seorang intel, pengusir pemandu ilegal, menangkap gelagatnya.
Kami melenggang menuju sebuah bangunan. Kompleks pewarnaan kulit ini begitu uniknya. Terletak di atap bangunan. Butuh tempat lebih tinggi agar bisa menyaksikan prosesnya. Dari bawah kami lihat orang-orang bergerombol di atap sebuah gedung. Beberapa lelaki, pekerja industri kulit menyilakan kami naik ke atas.
Bagian dalam bangunan jangkung ini adalah satu sentra industri kulit. Lantai dasarnya dipenuhi karung bulu binatang. Bau khas kulit menyengat. Tembok di sebelah tangga menuju atap penuh dengan kerajianan kulit. Bermacam hiasan dinding, tempat duduk kulit. Setiap lantai ada satu toko. Surga pecinta barang-barang dari kulit.
Tempat pengolahan kulit inimerupakan sebuah kompleks dengan tangki-tangki terbuka mirip sarang lebah. Ukuran tangkinya besar dilapisi keramik di dalamnya, berisi cairan. Seorang pekerja lelaki bisa masuk ke dalamnya. Cairannya kira-kira sedalam pinggang pekerja. Ada dua macam tangki : tangki penyamakan dan tangki pewarnaan.
Selain proses pengolahan kulit yang masih tradisional, bahan-bahan yang digunakan pun tetap sama selama ratusan tahun. Bahan tradisional alami. Di deretan tangki penyamakan, kulit binatang dibersihkan. Satu bagian tangki berisi cairan kapur, agar kulit jadi lebih lembut,  terbebas dari lemak, protein, darah dan bulu. Selanjutnya, kulit masuk dalam cairan ammonia yang berasal dari kotoran burung merpati liar. Inilah salah satu rahasia kelenturan produk kulit asal Maroko. Tak heran jika bau busuk kotoran mendominasi tempat ini.
Tangki-tangki pewarna adalah bagian terbesar di tempat pengolahan kulit. Usai disamak, kulit masuk ke tangki warna. Sama seperti ratusan tahun silam, mereka menggunakan pewarna-pewarna alami dari tanaman. Seperti bunga poppy untuk warna merah, mint untuk hijau, indigo untuk biru, pohon cedar untuk coklat dan safran untuk kuning. Setelah warna yang diinginkan dicapai, kulit dikeringkan dengan dijemur di atap atau digantung pada tali. Semua proses dikerjakan manual tanpa bantuan mesin. Ta ada pekerja  menggunakan pengaman. Tak terlihat memakai alas kaki, apalagi masker penutup muka dan hidung. Di musim panas yang suhunya bisa lebih dari 40°C, terbayang bagaimana suasana kerja di sini.
Belanja tas kulit
Tas kulit cantik
Di atap tempat kami mengamati proses pengolahan kulit kuno ini ada juga tas-tas kulit untuk dijual. Warna dan bentuknya menggugah selera. Saat turun seorang lelaki menawari kami untuk melihat-lihat toko kulit dahulu. Kami langsung turun, bertemu lagi dengan beberapa pekerja yang meminta uang karena memperbolehkan kami naik.
Bersama adik mahasiswa, kami ke satu sentra penjualan di medina Fes. Lokasinya tak jauh dari gerbang cantik bernama Bab Boujeloud. Tas sepatu, dompet, dan jaket bermacam model bisa ditemukan di sana. Bahannya mulai dari kulit domba, sapi, sampai kulit unta yang super tebal dan berat. Harganya lebih miring. Mereka membawa kami ke seorang penjual langganan. 
Bapak menjajal beberapa model, sampai Emak bilang cocok. Ada banyak model jaket kulit wanita cantik. Namun Emak sedang tidak ingin jaket kulit. Inginnya dibelikan perhiasan emas yang modelnya juga cakep-cakep di bagian lain Fes. hehehe, becanda. Tak perlu lama menawar, kami dapatkan satu jaket kulit pria dan dua pasang alas kaki dari kulit domba. Memang jauh murah dibanding di Eropa.(http://keluargapelancong.net/wisatamaroko). 

Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, asal Malaysia/ indonesia yang membutuhkan guide di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

Tempat Wisata Menarik di Marrakech, Maroko

2/12/2016 Add Comment
Wisata Kota Marrakech.

Salam Traveling!

Tour & Guide Maroko. Setelah benua Asia dan Eropa, sekarang kita menuju ke benua Afrika. Dan negara pertama yang kita tuju adalah Maroko dengan kotanya yang terkenal, Marrakesh.

Marrakesh (Marrakech) adalah kota terbesar ketiga di Maroko setelah Casablanca dan Rabat. Meski demikian kota ini merupakan tujuan utama wisata di negara ini. Pada zaman dulu kota ini merupakan pusat kerajaan sehingga saat ini banyak terdapat bangunan istana, masjid, dan taman-taman dengan arsitektur khas Morroccan-style yang menarik untuk dikunjungi. 

Secara geografis, Marrakesh terletak bagian barat Maroko, di antara lembah pegunungan yang selalu bersalju, Pegunungan Atlas, dan gurun terbesar di Afrika, Gurun Sahara. Saat ini, kota ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu: old city Medina yang penuh dengan gang-gang kecil dan toko-toko milik penduduk lokal; dan modern district Gueliz yang banyak terdapat bangunan modern, restoran fast food, dan big brand store.

Apa saja landmark dan objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan jika datang ke Marrakesh? Berikut 10 di antaranya:

1. Jemaa el-Fnaa

Jemaa el-Fnaa
Terletak di pusat old city Medina. Kalau dalam bahasa kita artinya 'jamaah yang fana'. Disebut demikian karena Jemaa el-Fnaa merupakan lapangan yang luas (square) sekaligus market place yang selalu ramai dipenuhi oleh banyak orang, siang dan malam. Pada siang hari, lapangan ini biasanya dipenuhi oleh kedai-kedai yang menjual minuman tradisonal, topeng monyet, dan snake charmer. Pada malam hari, lapangan ini semakin ramai dengan para dancing-boys, story-tellers, magician, dan tentu saja kedai-kedai yang menjual makanan dan pakaian.Karena keunikannya, tempat ini dimasukkan ke dalam UNESCO Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Di sebelah lapangan ini, terdapat souk (pasar tradisional) yang menjual barang kebutuhan sehari-hari yang juga sering dikunjungi oleh wisatawan.


2. Koutoubia Mosque

Koutoubia Mosque
Terletak sekitar 200 meter dari Jemaa el-Fnaa, di Avenue Mohammed V, jalan yang menghubungkan Medina dan Gueliz. Koutoubia Mosque juga sering disebut dengan Jami' al-Kutubiyah dan telah ada sejak abad ke-12. Masjid ini memiliki menara yang unik, setinggi 77 meter, yang oleh penduduk Marrakesh serupa dengan Eiffel Tower di Paris. Bangunan masjid ini dihiasi oleh curved window, ceramic inlay, decorative arch, pada bagian menara terdapat spire (puncak menara) dan orb (bulatan di puncak menara), serta pada malam hari dihiasi oleh lampu dekoratif. Di sekitar masjid terdapat taman-taman dan souk (pasar tradisional) yang menjual buku-buku.


3. Majorelle Garden

Majorelle Garden
Disebut juga dengan Jardin Majorelle, terletak di Rue Yves Saint Laurent, GuelizMajorelle Gardenmerupakan botanical garden sekaligus artistic garden seluas 4,8 hektar. Taman ini didesain oleh seorang seniman Prancis, Jacques Majorelle, antara tahun 1920 hingga 1930, saat Maroko masih dikuasai oleh Prancis. Koleksi yang ada di taman ini antara lain artwork Majorelle Blue, koleksi tanaman terutaman kaktus, spesies burung endemik North Africa, serta berbagai macam kolam dan air mancur. Di taman ini juga terdapat Islamic Art Museum of Marrakech yang memiliki koleksi tekstil North Africa dari Yves Saint Laurent, pemilik taman ini sebelumnya, serta koleksi keramik, perhiasan dan lukisan karya Majorelle. Entance fee MAD 50.


4. Bahia Palace

Bahia Palace
Terletak di 5 Rue Riad Zitoun el JdidBahia Palace dulunya merupakan istana dengan 160 ruangan dan dikelilingi taman seluas 8 hektar. Dibangun pada akhir abad ke-19 dengan arsitektur khas Islam dan tradisional Maroko, dihiasi dengan ubin dan marmer. Di bagian tengah istana terdapat halaman luas (courtyard) yang dilengkapi dengan kolam. Semua ruangan dalam istana menghadap ke halaman ini. Hanya 150 ruangan yang dibuka untuk publik. Bahia sendiri merupakan nama salah satu istri sultan. Jika wisatawan datang dengan tour guide lokal, maka mereka bisa mendengar cerita tentang Bahia dan istri-istri sultan yang lain yang tinggal di istana ini. Entrance fee MAD 10.


5. Dar Si Said Museum

Dar Si Said Museum
Terletak di Rue Riad Zitoun el Jdid, sekitar 5 menit perjalanan dari Jemaa el-Fnaa. Sama seperti bangunan lain, Dar Si Said Museum juga merupakan bangunan berarsitektur klasik khas Maroko. Museum ini menyimpan berbagai koleksi seni dan kerajinan dari zaman dulu seperti ukiran kayu, instrumen musik, karpet, pakaian tradisional, tembikar, dan keramik. Koleksi tersebut umunya berasal dari Marrakesh dan wilayah selatan seperti Tensift, High Atlas, dan Soussthe. Arsitektur museum ini hampir sama dengan Bahia Palace. Entrance fee MAD 25.


6. El Badi Palace

El Badi Palace
Merupakan reruntuhan istana dan museum yang terletak di Ksibat NhassEl Badi Palace dulunya merupakan istana miliki Sultan Ahmad al-Mansur dari Saadi Dynasty yang dibangun pada tahun 1578. Dengan arsitektur khas Morocco, istana ini dilengkapi dengan halaman yang luas dengan teras, kolam dan taman indoor. Di bagian bawah tanah juga terdapat lorong-lorong yang bisa ditelusuri. Tempat ini bisa dikunjungi mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Entrance fee MAD 10.


7. Saadian Tombs

Saadian Tombs
Terletak di Rue de La Kasbah, dekat El Badi Palace, dan termasuk salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan di Marrakesh. Saadian Tombs merupakan makam keluarga Sultan Ahmad al-Mansur dari Saadi Dynasty yang hidup pada tahun 1578 hingga 1603. Makam ini dulunya tersembunyi,  ditemukan pada tahun 1917, kemudian direstorasi oleh Beaux-arts service. Bangunan makam ini memiliki arsitektur khas tradisional Morocco, dikelilingi oleh taman, dan dihiasi dengan ubin dan marmer. Makam ini bisa dikunjungi mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore. Entrance fee MAD 10.


8. Ben Youssef Madrasa

Ben Youssef Madrasa
Terletak di Kaat BenahidBen Youssef Madrasa dulunya merupakan madrasah (sekolah Islam) terbesar di Morocco. Nama 'Youssef' berasal dari nama Sultan Ali ibn Yusuf yang berkuasa di wilayah ini pada masa itu. Madrasah ini dibangun pada abad ke-14 bersamaan dengan masjid Ben Youssef yang terletak di sebelahnya. Di bangunan ini terdapat 130 ruangan asrama yang bisa menampung 900 pelajar. Sama seperti arsitektur bangunan lain, di bagian tengah asrama juga terdapat halaman (courtyard). Madrasah ini ditutup pada tahun 1960 dan dibuka kembali sebagai historical site pada tahun 1982. Entrance fee MAD 50.


9. Menara Gardens

Menara Gardens
Disebut juga dengan Jardin de la MenaraMenara Gardens terletak di Ain Mezouar, di sebelah barat Marrakesh dan merupakan pintu gerbang ke Atlas Mountain. Taman ini dibangun pada abad ke-12 oleh penguasa Almohad, Abd al-Mu'min. Dinamakan 'Menara' karena di taman ini terdapat sebuah pavilion dengan atap berbentuk piramid (menzeh) berwarna hijau, yang menyerupai menara. Pavilion ini dibangun pada abad ke-16 oleh Saadi Dynasty dan direnovasi oleh Sultan Abderrahmane untuk digunakan sebagai tempat tinggal pada saat musim panas. Di taman ini juga terdapat danau buatan yang dikelilingi kebun buah-buahan dan zaitun. Pada tahun 1985, UNESCO memasukkan taman ini ke dalam list World Heritage Site. Taman ini dibuka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 7 malam. Tidak ada entrance fee.


10. Le Palmeraie

Le Palmeraie
Le Palmerie merupakan oasis di tengah gurun yang terletak di batas luar kota Marrakesh, jauh dari hiruk pikuk. Di oasis seluas 13 ribu hektar ini terdapat ribuan pohon palm yang tumbuh di atas gurun pasir. Di sini juga terdapat beberapa international hotel, resort, spa, hingga padang golf. Jadi di antara semua wisata di Marrakesh, tempat wisata inilah yang paling mahal. Tetapi wisatawan yang datang ke oasis ini umumnya hanya ingin menikmati wisata nomadic dengan mengendarai unta (camel ride) atau dengan quad bike. (myfallingsnowflakes/wisatamaroko).

Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, asal Malaysia/ indonesia yang membutuhkan guide di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: