Wisata Gurun Sahara Kota Merzouga, Maroko

12/29/2015 Add Comment
Tour Sahara Maroko
Travel & Tour Guide Maroko. Bila Anda gemar mengunjungi berbagai tempat wisata, mungkin perlu mempertimbangkan untuk berkunjung ke Maroko sebagai daftar wisata liburan Anda. Belakangan ini, Maroko menjadi salah satu tujuan wisata yang popular di dunia. Hal ini karena ternyata Maroko memiliki beragam jenis tempat wisata yang eksotis dan menawan.

Salah satunya Gurun Sahara di Kota Merzouga, jalan-jalan ke Maroko juga tak lengkap rasanya apabila tidak ke Gurun Sahara karena tempat ini jelas tidak ada di Indonesia. Sahara atau padang pasir di Maroko letaknya di Kota Merzouga, sekitar 450 kilometer dariKota Marakesh. Hamparan pasir cokelatnya mencapai 250 kilometer persegi sampai ke perbatasan Algeria. Sahara adalah salah satu atraksi utama bagi para turis merasakan olahraga ala gurun dan lain-lain.

Untuk mencapai tengah padang pasir harus menunggang unta di sore hari karena siang hari panasnya bisa sampai 50 derajat celcius. Bermalam di tenda padang pasir dengan sajian makanan khas Maroko, Tajine. Turis juga dihibur pertunjukan musik gendang khas Maroko di tengah api unggun.

Anda akan di suguhkan makanan khas ala maroko. Yang tentunya halal untuk di santap. Di tengah hiburan musik khas para penari perut akan menghibur Anda. Untuk merasakan petualangan di Gurun Sahara Anda bisa naik mobil dan akan di bawa berpetualang, merasakan naik turun landasan pasir yang tidak menentu. Sebaiknya Anda duduk di kursi penumpang di depan untuk sensasi berbeda.


Yuk segera berlibur ke Maroko bersama dengan Cheria Wisata yang siap meneydiakan berbagai pilihan paket tour seru ke Taiwan yang tentunya dengan harga terjangkau dan banyak itinerary menarik yang bisa mewarnai liburan Anda bersama dengan keluarga maupun teman-teman semua.(cheria/tourguide).

Tour sahara cukup dengan 450 Dirham:

 2 Hari/1 Malam. Promo hanya 450 Dirham / 47 Usd. Sudah termasuk, Penginapan, Tranportasi, Breakfast, dan Diner.

3 Hari/ 2 Malam. 700 Dirham/ 74 Usd. Sudah termasuk, Penginapan,  Tranportasi, Breakfast, dan Diner.  Klik Untuk Paket 3 hari.

Berangkat dari kota Marrakech.

Minat kontak kami di:

Paket Termurah Wisata Gurun Sahara Maroko

12/27/2015 Add Comment
Sahara Maroko.

Tour & Guide Maroko. -  Para wisatawan indonesia tak usa khawatir karena Kami menyediakan paket tour gurun sahara. Soal harga yang kami tawarkan tergolong murah dibandingkan dengan harga-harga travel lainnya. Berikut Itenerarynya:

Hari 01: Marrakech - Zagora

Pada pagi hari, berangkar dari kota Marrakech. Setelah peserta berkumpul maka tour akan dimulai menuju Kasbah Ait Benhaddou. Selanjutnya tour akan dilanjutkan ke ouarzazat dan makan siang di tersebut.  Dalam perjalanan menuju sahara kita akan  melewati lembah yang menarik untuk dilihat hingga kita akan sampai di Zagora. Pada sore hari pengunjung akan mengendarai unta menuju camp sambil menikmati matahari terbenam. Selanjut kita bermalam di kamp gurun sahara (padang pasir).


Hari 02: Zagora – Marrakech

Setelah acara selesai di padang pasir, kita akan kembali ke koa Marrakech, dalam perjalanan kita akan singgah ke ouarzazate (Kasbah kota dan studio fikm kondisional). Makan siang di ouarzazate,  kita akan melintasi  col tichka menuju Marrakech. 
Wisata Sahara Maroko.








Wisata Sahara Maroko.

Tour sahara cukup dengan 450 Dirham:

 2 Hari/1 Malam. Promo hanya 450 Dirham / 47 Usd. Sudah termasuk, Penginapan, Tranportasi, Breakfast, dan Diner.

3 Hari/ 2 Malam. 700 Dirham/ 74 Usd. Sudah termasuk, Penginapan,  Tranportasi, Breakfast, dan Diner.  Klik Untuk Paket 3 hari.

Berangkat dari kota Marrakech.

Minat kontak kami di:

Istana REAL ALCAZAR Berarsitektur Khas Maroko

12/27/2015 Add Comment
 REAL ALCAZAR Berarsitektur Maroko.
Travel & Tour Guide Maroko. - Tepat disamping gereja Katedral, terdapat Alcazar, yaitu istana raja ketika Sevilla menjadi ibukota Spanyol pada zaman kekuasaan kerajaan Islam Moor.
Istana ini memiliki taman yang sangat indah, dan dibangun tahun 1181. Pembangunannya berlangsung selama 500 tahun. Menapaki Alcazar, kita dapat merasakan bagaimana istana tersebut memiliki elemen kebudayaan Moor, Andalusia, dan Nasrani.

Real Alcazar de Seville menyimpan sejarah, budaya, dan seni dalam satu harmoni. Bangunannya anggun disertai halaman bak taman firdaus di dalamnya. Alcazar mencatat sejarah sebagai puncak kejayaan arsitektur pada zaman kegelapan Eropa. Hingga saat ini keluarga kerajaan masih kerap menggunakan tempat tersebut untuk beragam acara.

Konstruksi Real Alcazar de Seville dimulai pada abad 14. Istana ini memilki gaya arsitektur khas Maroko. Pengunjung dapat melihat dengan jelas paduan arsitektur Islam dengan gotik, renaissance, dan barok. Setelah bangsa Arab Moor menguasai Sevilla di tahun 712, mereka membangun sebuah istana menyerupai benteng.

Istana Moor di Sevilla itu bernama Al-Muwarak yang berarti ‘diberkati’. Setelah direbut kembali oleh Kerajaan Kristen, Raja Pedro I memerintahkan untuk membangun istana baru di komplek situs Al-Muwarak. Selama bertahun-tahun keluarga kerajaan terus mengembangkan Real Alcazar.
Masuk ke Alcazar harus melalui gerbang Puerta del Leòn (Gerbang Singa). Dari pintu gerbang wisatawan akan memasuki Patio del Leòn, sebuah halaman tempat garnisun –pasukan penjaga benteng– Al-Muwarak.

Kita juga dapat melihat ukiran indah khas Maroko di Sala de la Justicia (Hall of Justice). Ruangan ini menjadi tempat Raja Alfonso XI menghabiskan waktu bersama istrinya, Leonor de Guzmán, yang konon adalah wanita tercantik di Spanyol.
Di dalam komplek Alcazar terdapat banyak bangunan. Salah satunya adalah Palacio de Don Pedro. Sebuah prasasti di bagian depan istana menceritakan tentang aliansi Raja Pedro I dengan pemimpin kerajaan Islam di Granada, Muhammad V.
 
 REAL ALCAZAR
Saat Raja Pedro hendak membangun istana baru di dalam Alcazar, Muhammad V mengirimkan seniman terbaiknya. Hasil karya arsitektur ini menggambarkan tradisi dinasti Almohad dan Kekhalifahan Cordoba sehingga menghasilkan perpaduan seni Iberia-Islami yang unik.

Sebelum pintu keluar terdapat taman-taman kecil yang saling berhubungan. Masing-masing dihiasi kolam atau air mancur. Terdapat pula labirin kecil untuk bermain anak-anak. Terkadang kebun ini menjadi tuan rumah untuk acara konser di musim panas. Taman ini memang indah bagaikan taman surgawi.(Berbagaimacamsumber).


Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, jamaah Umroh plus Maroko, wisata Maroko, Travelling, atau rombongan dosen yang membutuhkan guide/tour leader berbahasa Indonesia selama di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.

Wisata Maroko di Kota Fes.

12/27/2015 Add Comment
Bab Rasyif Fes.
Travel & Tour Guide Maroko. Tidak perlu visa bagi WNI untuk tinggal di Maroko hingga 90 hari. Sepertinya ini yang menjadi alasan utama mengapa Saya memutuskan untuk pergi berlibur ke negara yang terletak di Afrika Utara ini.
Dari London, tempat Saya tinggal saat ini, Maroko bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat bertarif murah. Saya hanya membayar tiket pp 16 poundsterling atau sekitar 240 ribu rupiah.
Tidaklah mengherankan jika akhirnya Maroko juga menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi para turis dari Inggris.
Tujuan Saya ke Fes di Maroko adalah untuk berburu barang-barang kerajinan tangan di kota tua Medina yang menjadi andalan wisata, seperti jaket dan tas kulit, permadani, serta suvenir dari kuningan dan tembaga.


Teh Poci Ala Maroko

Menuju Medina dapat dilakukan dengan menggunakan taksi dengan tarif sekitar 11 dirham atau 12 ribu rupiah dari pusat kota Fes. Taksi yang identik dengan warna merah dan dinamai Petit Taxi, atau taksi kecil ini hanya boleh mengangkut maksimal 3 orang penumpang.


Petit Taxi di fes

Jangan bayangkan nyamannya taksi dengan AC, karena taksi di Fes tidak menggunakan AC. Untungnya, udara Maroko di bulan April tidaklah sepanas di Indonesia.
Bagi Saya, naik taksi di Fes lebih mirip dengan naik bajaj, karena pengemudinya suka berkelok-kelok mencari celah diantara mobil-mobil di jalan.
Meski demikian, cantiknya pemandangan menuju kota tua Medina membuat Saya lupa betapa tidak nyamannya taksi di kota ini.
Dengan jalanan yang mendaki menuju ke atas bukit, tembok-tembok tinggi berwarna crème yang mengelilingi bangunan menandakan bahwa kami mulai memasuki Medina.


Kota Tua Medina

Taksi Saya berhenti di depan sebuah gapura besar berbentuk seperti kubah masjid. Ini adalah gerbang utama menuju pasar tradisional Medina.
C’est Bab Bou Jeloud ou le portail bleu”, kata Mohammad, supir taksi yang mengantar Saya dengan bahasa Perancis. “Bab Bou Jeloud atau Gerbang Biru”, ulang Saya sambil berusaha mengingat apa yang diucapkan Mohammad.
Seperi halnya Mohammad, penduduk di Fes tidak fasih berbahasa Inggris. Inilah salah satu kendala yang Saya rasa sejak menginjakkan kaki di bandara. Petugas imigrasi bertanya dan bahkan menjawab pertanyaan Saya dengan bahasa Perancis dan Arab.
Untungnya Saya pergi bersama salah seorang teman yang cakap berbahasa Perancis.
Jadi tips pertama sebelum ke Maroko, belajarlah bahasa Perancis setidaknya untuk bertanya tentang hal-hal seperti arah jalan, harga barang, dsb.


Gang Menuju Resto dan Kafe

Kafe teras
Memasuki gerbang biru, deretan kuliner pinggir jalan membuat Saya ingin mencoba semua jajanan di pasar tradisional ini. Mulai dari korma, kacang, youghurt, hingga jeruk peras khas Fes dapat Anda temukan di sepanjang jalan.
Café untuk minum mint tea ala Maroko umumnya terletak di dalam gang yang diapit tembok-tembok tinggi.
Dari luar kesannya memang sempit, tapi begitu masuk ke dalam, café-café ini ternyata bangunannya bertingkat.
Ruang makannya luas, penuh dekorasi khas Fes, seperti gelas dan piring kuningan. Juga taplak meja dan karpet warna-warni hasil kerajinan tangan penduduk Maroko.
Dari atap teras café, pengunjung bisa bersantai menyaksikan sibuknya aktivitas pasar didalam kota tua Medina sambil menikmati teh yang disajikan dalam teko berbentuk seperti lampu Aladdin.
Atau menyantap masakan ala Maroko seperti couscous dan tajine yang dilengkapi dengan kismis, kurma, dan buah zaitun.


Couscous dan Tajine

Menyusuri gang
Jalan-jalan pasar di kota tua Medina ini haya bisa dilalui dua sepeda motor. Beberapa kali langkah Saya terhenti karena harus menunggu keledai atau kuda poni yang sedang berjalan mengangkut barang di depan Saya.
Uniknya, penduduk dan pengunjung pasar ini tidak terlihat berusaha menyerobot jalan. Mereka menunggu dengan sabar hingga si keledai berbelok ke jalan lain.



Papan Petunjuk Jalan

Setiap belokan dalam pasar ini membawa Saya menuju ke tempat yang berbeda. Kalau tersesat, Saya hanya tinggal mengikuti penunjuk jalan wana biru berbentuk bintang untuk kembali ke gerbang utama atau Gerbang Biru.
Salah satu kerajinan tangan paing terkenal dari Fes adalah kulit atau tanneries. Pasar tradisional ini menyediakan berbagai model tas, sepatu, dan jaket kulit dengan berbagai pilihan warna.
Setiap pengunjung diajak untuk melihat proses pewarnaan kulit dari atap toko. Mulai saat kulit dicelupkan kedalam tong-tong raksasa, hingga proses pewarnaan, dan pengeringan.


Proses Pewarnaan Kulit
Pemandu wisata yang juga penjaga toko kemudian membagikan setangkai daun mint. Ini dimaksudkan untuk melawan mual bagi mereka yang tidak tahan bau kulit binatang.
Sebagian besar bahan kulit didapat dari Unta. Harga satu jaket kulit berkisar antara 500 ribu hingga 2 juta rupiah. Sementara sandal kulit harganya sekitar 60 ribu.
“Kulit ini tahan api dan air”, kata Idris si penjual kulit sambil menuangkan satu gelas air di atas jaket kulit yang ternyata memang tidak basah. “Garansi seumur hidup”, tambahnya.
Karena namanya pasar, jangan ragu untuk menawar. Karena mayoritas penjual berbahasa Perancis, sebaiknya Anda menuliskan harga yang Anda mau di secarik kertas dan berikan kepada si penjual.
Selain kulit, Maroko juga terkenal dengan karpet dan permadani warna-warni yang kabarnya di rajut oleh penduduk Maroko di Sahara. Berbagai bentuk dan corak dapat Anda temukan dengan harga mulai dari 500 ribu rupiah.


Aneka Karpet dan Permadani
Parfum beraroma beragam bunga juga banyak dijual di pasar tradisional Fes dengan harga mulai dari 80 ribu rupiah.
Selain asyik untuk berbelanja, kota tua Medina juga banyak dikunjungi karena menjadi tempat berbagai arsitektur bergaya Islami.
Di madrasah Bou Inania yang dibangun sejak abad ke-13, para pengunjung non-muslim bisa melihat langsung kemegahan ukiran-ukiran kaligrafi di dinding, tembok, dan pintu yang masih terawat rapi.


Bou Inania
Perpustakaan dan masjid Qaraouyine tidak kalah menyuguhkan keindahan exterior lengkap dengan tangga dan kolam air yang didekorasi dengan ubin berwarna-warni. Masuk ke tempat-tempat bersejarah ini tidak dipungut biaya, namun umumnya pengunjung memberikan sumbangan sekitar 20 dirham atau 20 ribu rupiah.
Sangat menyejukkan untuk sekedar duduk dan mengagumi keindahan di dalam bangunan-bangunan ini, sepanas apapun cuaca di luar Fes. (sumber:http://rizkamaydita.tsalasi.com/)
Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, jamaah Umroh plus Maroko, wisata Maroko, Travelling, atau rombongan dosen yang membutuhkan guide/tour leader berbahasa Indonesia selama di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.

Belanja Murah di Pasar Tradisional Fes, Maroko.

12/25/2015 Add Comment
Pasar Tradisional fes, Maroko.
Travel & Tour Guide Maroko.- Tidak perlu visa bagi WNI untuk tinggal di Maroko hingga 90 hari. Sepertinya ini yang menjadi alasan utama mengapa saya memutuskan untuk pergi jalan jalan berlibur ke negara yang terletak di Afrika Utara ini.
Dari London, tempat saya tinggal saat ini, Maroko bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat bertarif murah. Saya hanya membayar tiket pp 16 poundsterling atau sekitar Rp. 240.000,- Tidaklah mengherankan jika akhirnya Maroko juga menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi para turis dari Inggris.
Tujuan saya ke Fes di Maroko adalah untuk berburu barang barang kerajinan tangan di Kota Tua Medina yang menjadi andalan wisata, seperti jaket dan tas kulit, permadani serta souvenir dari kuningan dan tembaga. Menuju Medina dapat dilakukan
dengan menggunakan taksi dengan tarif sekitar 11 dirham atau Rp. 12.000,- dari Kota Fes di pusat kota.

Kota fes Maroko.

Taksi yang identik dengan warna merah dan dinamai Petit Taxi atau taksi kecil ini hanya boleh mengangkut maksimal 3 orang penumpang. Jangan bayangkan nyamannya taksi dengan AC karena taksi di Fes tidak menggunakan AC. Untungnya udara Maroko di bulan April tidaklah sepanas di Indonesia. Bagi saya, naik taksi di Fes lebih mirip dengan naik bajaj karena pengemudinya suka berbelok belok mencari celah di antara mobil mobil di jalan. Meski demikian, cantiknya pemandangan selama perjalanan menuju kota tua Medina membuat saya lupa tidak nyamannya kota ini.
Dengan jalannya yang mendaki menuju ke atas bukit tembok-tembok tinggi berwarna krem yang mengelilingi bangunan menandakan bahwa kami mulai memasuki Medina. Taksi saya berhenti di depan sebuah gapura besar berbentuk seperti kubah masjid. Ini adalah gerbang utama menuju pasar tradisional Medina. Gerbang Biru, kata Muhammad, sopir taksi saya.
Seperti halnya Muhammad, penduduk di Fes tidak fasih berbahasa Inggris. Inilah salah satu kendala yang saya rasa sejak menginjakkan kaki di bandara. Petugas imigrasi bertanya dan bahkan menjawab pertanyaan saya dengan Bahasa Perancis dan Arab. Untungnya saya pergi dengan salah seorang teman yang cakap berbahasa perancis. Jadi, tips pertama sebelum ke Maroko, belajarlah bahasa Perancis setidaknya untuk bertanya tentang hal hal seperti arah jalan, harga barang, dsb.
Kafe Teras
Memasuki Gerbang Biru, deretan kuliner pinggir jalan membuat saya ingin mencoba semua jajanan di pasar tradisional ini. Mulai dari kurma, kacang, yogurt, hingga jeruk peras khas Fes dapat anda temui di sepanjang jalan.

Kafe untuk minum mint tea ala Maroko umumnya terletak di dalam gang yang diapit tembok-tembok tinggi. Dari luar kesannya memang sempit tapi begitu masukke dalam, ternyata bangunan sejumlah kafe ini bertingkat. Ruang makannya luas, penuh dekorasi khas Fes, seperti gelas dan piring kuningan. Juga taplak meja dan karpet warna warni hasil kerajinan tangan penduduk Maroko.
Dari atap teras kafe, pengunjung bisa bersantai menyaksikan sibuknya aktifitas pasar di dalam kota tua Medina sambil menikmati teh yang disajikan dalam teko berbentuk seperti lampu aladin. Atau, menyantap masakan seperti couscous dan tajine, ala Maroko yang dilengkapi dengan kismis, kurma dan buah zaitun.
Menyusuri Gang
Jalan jalan di sudut pasar di kota tua Medina ini hanya bisa dilalui dua sepeda motor. Beberapa kali langkah saya terhenti karena harus menunggu keledai atau kuda poni yang sedang berjalan mengangkut barang di depan saya.

Uniknya, penduduk dan pengunjung pasar ini tidak terlihat berusaha menyerobot jalan. Mereka menunggu dengan sabar hingga si keledai berbelok ke jalan lain. Setiap belokan dalam pasar ini membawa saya menuju ke tempat yang berbeda. Kalau tersesat, saya hanya tinggal mengikuti petunjuk jalan warna biru berbentuk bintang untuk kembali ke gerbang utama atau Gerbang Biru.
Salah satu kerajinan tangan paling terkenal dari Fes adalah kulit atau tanneries. Pasar tradisional ini menyediakan berbagai model tas, sepatu, dan jaket kulit dengan berbagai pilihan warna. Setiap pengunjung diajak untuk melihat proses pewarnaan kulit dari atap toko. Mulai saat kulit dicelupkan ke dalam tong tong raksasa, hingga proses pewarnaan, dan pengeringan. Pemandu wisata yang juga penjaga toko kemudian membagikan setangkai daun mint. Ini dimaksudkan untuk melawan mual bagi yang tidak tahan bau kulit binatang.

Sebagian besar bahan kulit didapat dari unta. Harga satu jaket kulit berkisar antara Rp. 500.000,- hingga dua juta rupiah. Sementara sendal kulit harganya sekitar Rp. 60.000,- “Kulit ini tahan air dan api”, kata Idris, si penjual kulit sambil menuangkan satu gelas air di atas jaket kulit yang ternyata memang tidak basah.
Karena namanya pasar, jangan ragu untuk menawar. Karena mayoritas penjual berbahasa Perancis, sebaiknya anda menuliskan harga yang anda mau di secarik kertas dan berikan kepada penjual. Selain kulit, Maroko juga terkenal dengan karpet dan permadani warna warni yang kabarnya dirajut oleh penduduk Maroko di Sahara. Berbagai bentuk dan corak dapat anda temukan dengan harga mulai dari Rp. 500.000,- Parfum beraroma beragam bunga juga banyak dijual di pasar tradisional Fes dengan harga Rp. 80.000,-
Selain asyik untuk berbelanja, kota tua Medina juga banyak dikunjungi karena menjadi tempat berbagai arsitektur bergaya islami. Di madrasah Bou Inania yang dibangun sejak abad ke 13, para pengunjung non muslim bisa melihat langsung kemegahan ukiran ukiran kaligrafi di dinding dan pintu kayu yang masih terawat rapi. Perpustakaan dan masjid Qarauyine tidak kalah menyuguhkan keindahan eksterior lengkap dengan tangga dan kolam air yang didekorasi dengan ubin berwarna warni.
Masuk ke tempat tempat bersejarah ini tidak dipungut biaya, namun umumnya pengunjung memberikan sumbangan sekitar 20 dirham atau Rp. 20.000,- Sangat menyejukkan untuk sekedar duduk dan mengagumi keindahan di dalam bangunan bangunan ini, sepanas apa pun cuaca di luar Fes.(jalanjalanyu/wisatamaroko).
Note: Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, jamaah Umroh plus Maroko, wisata Maroko, Travelling, atau rombongan dosen yang membutuhkan guide/tour leader berbahasa Indonesia selama di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 

Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.