Uniknya Taxi di Maroko

11/01/2016


Group Indonesia yang tour di gurun sahara.

Keunikan di Maroko

Tour & Guide Maroko. Kali ini kami berkesempatan berkunjung ke benua Afrika. Pas dapet tiket murah dan enaknya lagi gratis visa untuk warga Indonesia sampe 60 hari.

1. Pemeriksaan di Airport.

Dari awal sebelum berangkat, sudah banyak baca review tentang lamanya proses imigrasi di airport Menara Marrakesh, yang dibilang bisa sampai 2 jam. Ga mbayangin sebelumnya, tapi ternyata emang betul. Mulai pertama datang, antriannya lama banget. Dicek satu2 nama, nomer paspor dll semuanya manual. Untuk kami sekeluarga, 3 orang, mulai dari pertama ngantri sampai lolos peeriksaan sekitar 45 menit.

Ini belum seberapa dibanding dengan pemeriksaan waktu mau boarding. 
Kita sampe 2 kali ngantri loo...yang pertama sudah ngantri, dsuruh balik karena belum isi police form.
Terus balik lagi disuruh nyetempel boarding pass, padahal yo sudah check in online. Ternyata di dalam, hanya dibagi 2 antrian, cowok dan cewek, sehingga butuh waktu lagi untuk akhirnya bisa sampai di departure terminal :)

2. Nuker Uang.

Disini nuker uang mending di bandara atau di bank, rate cenderung lebih bagus dan tanpa komisi.
Jangan lupa simpan kuitansinya, karena nantinya akan kita perlukan kalau mau nuker balik.

Maroko punya aturan bahwa kita dilarang membawa uang minimal 1000 dirham ke luar maroko.
Jadi disarankan supaya uangnya dituker balik ke Euro. Paspor dan kuitansi akan diminta untuk proses ini. Paspor akan ditandai, dengan scan, sementara kuitansi sebagai bukti keaslian uang Dirham kita.

3. Taxi

Dikenal 2 jenis, petit taxi dan grand taxi. Petit taxi cukup utk 3 org dan warnanya berbeda di masing-masing kota. Pastel di marrakesh, merah di casablanca dan biru di rabat. Jangan sungkan menawar !!

Grand taxi lebih besar, bisa muat sampe 6 orang dan tarifnya cenderung lebih mahal.
Berdasarkan pengalaman kami, mending jalan agak jauh dari pangkalan taxi, karena biasanya harga bisa dinego dan mau pakai argo. Di Rabat, cenderung lebih sopan, hampir semua petit taxi, tanpa diminta, langsung nyalain argo. Sementara di Casa dan Marrakesh, taxi selalu ditawarkan dengan harga turis, apalagi kalau kita komunikasi dengan mereka pakai bahasa Inggris :(
Contoh : dari Menara airport ke Jemna el Fna, taxi 200 Dirham. Tapi kalau mau jalan sebentar keluar airport, harga taxi bisa 10 Dirham/org.

Taxi di Maroko bukan sepenuhnya milik kita. Jangan heran, kalau di tengah jalan, supir menaikkan penumpang lain di dalam taxi kita.  


4. Di maroko tidak wajib punya SIM untuk bisa naik motor.
Yang penting keliatan pakai helm dan nyetirnya baik2 saja, insya Allah amaannn hehe

5. Jenis alat transportasi disini apa aja ada.
Mulai dari motor roda 2, sepeda, keledai (khimar), motor box, kuda, mobil box. You name it !!
Yang jelas, semua motornya diimpor, karena Maroko tidak punya pabrik motor sendiri.
Selain yang formal, semacam petit taxi atau grand taxi, disini juga banyak mobil omprengan yang bisa
disewa sebagai alat angkut.


6. Keramahtamahan penduduk.
Pengalaman di Marrakesh, hampir semua orang yang dijumpai di sekitar tetenger bisa sedikitnya 3 bahasa, Arab, Prancis dan Inggris. Ya, Marrakesh sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit, sehingga sebagian besar penggiat pariwisata menawarkan jasa restoran, penginapan dll dengan sedikit memaksa dan cenderung mengikuti kita sampai kita bilang Ya atau Tidak.

Awalnya mereka mengucapkan salam, lalu menawarkan jasa atau produk. Setelah kita bilang Tidak, mereka akan tetap tersenyum dan menjawab sambil menjabat erat tangan kita.."No worries brother, when you change your mind, please come to my stall. !!" Ini yang saya bilang, bahwa mereka ramah. Walaupun kita tidak tertarik, mereka akan tetap tersenyum dan menjawab dengan sopan.   

Keramahan berikutnya, kami jumpai di Riad. Pemilik/penjaga Riad selalu siap siaga menyediakan semua permintaan kita. Membantu apapun yang kita perlukan, termasuk info tempat wisata, tips menawar barang, bagaimana cara survival dan lain-lain.
Sepertinya penduduk sudah memahami bahwa sebagian besar ekonomi ereka tergantung dari sektor pariwisata, sehingga keramahan dan kemudahan diutamakan .  

7. Tisu, Botol Aqua dan Antibacterial Handwash.

Inget-inget untuk selalu bawa ini kalau mau ke toilet umum di Maroko. Sangat jarang dijumpai WC/toilet umum yang bersih. Antibacterial dipakai untuk cuci tangan, sebelum dan sesudah makan. Bahkan di restoran besarpun, seperti KFC di Stasiun Marrakesh tidak ada fasilitas cuci tangan dan toilet. Tapi toilet sudah disediakan secara komunal oleh pihak stasiun di tiap lantai. 

8. Kesepakatan harga.
Selalu ingat untuk menyepakati harga sebelum melakukan transaksi apapun. Kalau perlu selalu siapkan kertas dan bolpen untuk menulis penawaran harga kita. Pengalaman saya membeli kartu pos, seharusnya hanya 20 Dirham, diminta membayar 240 Dirham. Sebagian besar orang Maroko, terutama yang tua, tidak pintar menghitung. Jadi harus sabar, menerangkan satu persatu, dan menjumlahnya secara manual.

Termasuk saat pagi hari, kami naik taxi dari Djemma el Fna ke stasiun Marrakesh. Pak supir bilang, "Okay second dirham !! " Kami memahaminya sebagai 20 Dirham.Untung saja, kami minta si Bapak menuliskan harga penawarannya di kertas, ternyata maksudnya adalah 50 dirham.

9. Air minum dan Roti, Gratis !!
Untuk makanan, di Maroko kita akan dapet best deal, at least menurut saya. Setiap kita datang untuk makan, baik di restoran pinggir jalan ataupun di restoran besar, standarnya adalah roti (keras) per orang satu buah (di toko harganya 1,2 dirham) dan segelas air putih (keran). Bagi yang merasa tidak aman minum air putih keran, bisa beli kok, harga standar untuk kemasan 1,5 liter adalah 6 Dirham dan yang 500 cc hanya 2 Dirham.

10. Karcis masuk.
Kami datang ke Marrakesh bertepatan dengan hari libur Maulid Nabi. Asyiknya, ternyata di hari libur, harga karcis masuk banyak diskon, dan seringnya Abel ga dihitung :) Ternyata memang ada aturan, untuk hari libur, disediakan diskon untuk siapa saja. Terutama memberi kesempatan warga Maroko, menikmati liburan dan jalan-jalan bersama keluarga.  


Well, ini hanya sebagian dari tips dan survival di Maroko berdasarkan pengalaman kami. Jangan panik, dan berubah pikiran untuk membatalkan niat ke Maroko. Kota-kota di Maroko sangat eksotis, kaya akan budaya dan sejarah serta murah untuk biaya makan. 
Buat yang bisa bahasa Perancis atau Arab, pasti akan mendapatkan banyak kemudahan; membaca arah/pamflet/poster, mencari tahu lokasi, bagaimana nego harga di Souks, nego taxi dll. Ditambah, untuk yang sekarang sedang di Eropa, banyak sekali koneksi pesawat ke Maroko yang ditawarkan oleh pesawat low cost semacam Easy Jet, Jet Air, atau Ryan Air. Contoh: dari Berlin ke Marrakesh dan Agadir, dari Paris ke Fez, dari London ke Casablanca. 
sumber: keluargabackhtiar 

Note:Jika anda merupakan wisatawan, rombongan wisata, jamaah Umroh plus Maroko, wisata Maroko, Travelling, atau rombongan dosen yang membutuhkan guide/tour leader berbahasa Indonesia selama di Maroko, silahkan kirim pesan langsung kepada kami, atau kontak kami di: 


  • Adress: Amrechich C M Nord Blog 70 NR 9 Marrakech, Maroko.
  • Email: sukmahadiadi@yahoo.com
  • Telepon: +212656865703
  • Whatsapp: +212634007045
  • PIN BB: 7F1AF9AF

Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »